FailOver mode Bridge
hmm.. coba bayangkan setiap link WLAN ke site ada 2 link, padahal link yang digunakan hanya 1 dan 1 lagi sebagai backup. Bagus sih,,, tapi perpindahan link tsb dilakukan seara manual! cape deh..Bila main Link down, maka bergegaslah crew pergi ke shelter dibawah tower untuk unplug main link ganti ke link backup. sederhana sih seperti mencabut kabel device A dari hub dan memasukan kabel device B ke Hub. Tetapi memakan waktu dan tenaga euy.. napa sih gak di bikin otomatis??
Bisa gak?? FailOver tentunya.. but FailOver yang bagaimana ?
Hasil riset di paman google menunjukan FailOver lebih ke arah routing sedangkan WLAN kita dalam bentuk bridge. Hasil lain, FailOver dilakukan secara tunneling. padahal kita ingin tetap memonitor device-device WLAN tersebut. dari pada bengong.. mari bereksperiment..
Tapi, decide device apa yang kita gunakan sebagai FailOver nya?
pilihan pertama pada Mikrotik RB433AH.
Bagaimana design Network nya..
Berdasarkan topologi itu, saya mencoba membuat Flowchart FailOvernya.
Beberapa hal dari Flowchart itu yang mesti kita perhatikan :
- ada device/IP sebagai monitoring sehingga dapat menentukan Main link down/up
- interval pengecekan device/IP tsb
- besarnya timeout (atau default) jg gpp
- beri IP pada tiap interface (dalam 1 subnet), Device Name, NTP Server
- Buat bridge dengan port ether1 dan ether2
- buat script FailOver berdasarkan Flowchart tsb. bila membingungkan, bisa contact saya script nya.
- try, monitor and review.
Sejauh yang telah saya terapkan, berhasil dengan baik walau ada beberapa kelemahan mendasar yang saya temukan.
2 Comments:
nyaman mamposting di sahara jua jar heri....
apaan sih nih, kada mengarti :p <--- dipaksa berkunjung ke blog ini hehehehehe
Post a Comment
<< Home